Friday, May 25, 2012

Repair my bicycle

I have been using my bicycle for almost three years. Yesterday, my bicycle have to visit the hospital. The main problem is the front tire that have to pump in almost everyday. So it was obviously disturb my mobility during my final project period.

So, I go to a small bicycle workshop at exact in crossing of jalan gagak - suci intersection. At first the owner just recommend me to fasten the tire valve (a.k.a pentil). But it seem doesn't work. I still have to pump my front tire just like one in three days, in opposite from my back tire that I shouldn't have to pump the air in two weeks. So, I “force” him to look into my inner tire carefully.
Yeah, some part of region in my tire grow thinner than the other side, very thin. It create just like a bubble in my inner tire. So, I decided to change the tire. It cost me about IDR 20k.
Unfortunately, when he try to open the plat of front tire cover, he found out my shaft handlebar that connect to my front tire has been broken. Woow..It was terrible. At first they try to look out is it any possible part in his workshop that suitable to my bicycle. So, I have to wait until the afternoon to be rejoined again using welding technique. I also ask him to fasten my breaking system and the shaft in my back tire that not binding wheel.

At about 5.00 pm, I go to pick up my bicycle. From my campus, I am using a pink public car that pass the workshop. I found out from him that my bicycle “kelahar”, I don’t know what is in English, it is a main rotating axis that connect my tire system to bicycle’s body part, was broken so it need to be changed. Fiuh..Okay..then he ask me to pay IDR 50k for every service to my bicycle.
Now I fell my bicycle more confortable than before. Yeah, for me, I have to use it carefully. Because I am a careless driver before, so I think that is the main reason for the broken shaft.
I hope my bicycle can accompanying me, at least, until my graduation. Even though it just standard bicycle that I bough just for IDR 150k, but it has give me help a lot specially for my last three years life in campus.

Thanks my bike!
my_bike

Friday, May 18, 2012

Recover Deleted Post via Cache

Recently, accidentally I delete a post in my blog account. Actually it was nothing really important in my post, but I curiously searching in the internet to find out if there is a way to recover my post.

After reading a couple of article and trying by myself. Finally I can recover my post. Here is a simple thing what I have done. Actually I am using cache from google.com. Google cached many things all over internet so it can find something when you type something faster. Maybe that is the reason why we keep found a link that has been expired when we search for something.


  1. You just type title or some unique keyword that represent your post that you want to recover. 
  2. When you found, you click the cache version of your post.
  3. View source code, simply by pressing 'Ctrl+u'
  4. Find your postID, just in my case I found out my postID  and blogID blogID=7640899947596666720&postID=9134581062759741970
  5. Now try to compose a new post in your blog and in address bar, just change your postID
  6. Wow.. you find your deleted post in editor mode and now you can post it back.




Thursday, May 17, 2012

Refer to Another Cell in Spreadsheet

Recently, I take Management and Financial course so I have to familiarized using spreadsheet application. One of them is Open Office Calc (now known as Libre Calc). A good report is when we can use as many sheet in one file so we can divided the calculation not in just single sheet.

But it can be a trouble if we have to always cut and paste it in always sheet if we need some data. A mistake make us to edit all copied data. But actually we can just give reference to other sheet or even to other file.

You just type the formula:
=SheetName.IndexCell
 to make reference in other sheet but in same file or for make reference or you can refer to a cell in other file by just typing this formula:
='NameFile'#SheetName.IndexCell
so it can automatically refer to a cell that you want. By change the master cell one then you just automatically update all cell that refer to master cell.

But actually there is more simple way to make a refer to another cell, and I think it can work to other spreadsheet by just typing to destination cell '=' and go to a cell you want to refer. After then just simply type enter as you refer to another cell in same sheet. Taaraa, automatically it write down the formula.

Hope it can help you.


Friday, May 11, 2012

Teori Kebutuhan Individu



Maslow’s Hierarchy of Needs[1]
Abraham H. Maslow meyakini bahwa sebuah hierarki kebutuhan dasar manusia yang perlu dipenuhi secara berurutan. Teori ini biasanya digambarkan dengan sebuah piramida. Kebutuhan di piramida paling dasar harus dapat dipenuhi terlebih dahulu untuk dapat memiliki keinginan memenuhi kebutuhan di tingkatan atasnya. Maslow berpendapat bahwa kebutuhan pertama akan mendominasi perilaku seseorang hingga kebutuhan itu dapat terpenuhi kemudian kebutuhan kedua, ketiga, dan seterusnya.


Gambar 1. Hierarcy Maslow

Pemenuhan kebutuhan disini tidak berarti seseorang harus mencapai kebutuhan fisiologis 100%baru bisa memenuhi kebutuhan akan rasa aman. Akan tetapi setiap orang dapat memiliki derajat kepuasan yang berbeda beda. Sebagai ilustrasi, secara kasar, mungkin rata-rata suatu penduduk telah dapat memenuhi physiological needs 85%, 70% safety needs, 50% belonging and love needs , 40% self-esteem needs, dan 10% self-actualization needs. [2]

Clayton Alderter – ERG Theory[1]
Seorang psikologin, Clayton Arder mencoba untuk menyederhakan teori kebutuhan Maslow dengan teori ERG-nya. Kedua teori ini mengamati suatu kebutuhan sebagai kekuatan motivasi dibalik tingkah laku seseorang. Seseorang termotivasi untuk melakukan sesuatu dengan kebutuhan yang berbeda-beda, Alder mengidentifikasinya menjadi tiga bagian:
a. Existence Needs, yang membantu kita agar secara fisik baik
b. Relatedness Needs, kebutuhan relasi sosial
c. Growth Needs, kebutuhan personal untuk berkembang

Perbedaan mendasar dari teori ini disbanding Maslow adalah bahwa Alderfer menyatakan bahwa seseorang dapat berpindah di antara hierarcy sesuai dengan kebutuhannya. Seseorang mungkin dapat memenuhi kebutuhan akan relatedness atau social needs meskipun ia dalam keadaan lapar atau lelah. Seseorang mungkin juga dapat menikmati belajar mandiri secara otodidak meskipun ia merasa kesepian.

Alderfer juga memberikan pendapat bahwa seseorang dapat kembali ke kebutuhan yang lebih rendah. Jika seseorang merasa gagal untuk mencapai kebutuhan yang lebih tinggi terkadang dia kembali untuk mencari kebutuhan di level yang lebih rendah sekalipun sebelumnya kebutuhan ini telah terpenuhi. Seseorang dapat makan dan minum sekenyang-kenyangnya atau bekerja keras mencari uang sebagai kompensasi ketika ia tidak mampu memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi.

Teori Kebutuhan terhadap Tingkah Laku Manusia
Dalam suatu lingkungan belajar seperti di sekolah atau universitas, pengakuan terhadap prestasi pelajar dan feedback positif membantu terpenuhinya kebutuhan Maslow akan recognition dan self-actualization dan kebutuhan Alderfer akan personal growth. Proses belajar itu sendiri bagi seseorang dapat digunakan sebagai suatu proses pemenuhan akan kebutuhan Maslow self-actualization dan Alderfer personal growth. Sementara interaksi social yang terjadi selama proses belajar antara guru dan mahasiswa maupun antar mahasiswa itu sendiri dapat memenuhi kebutuhan Maslow social needs dan Alderfer relationship needs. Sementara untuk mengoptimalisasi proses belajar mengajar sehingga kebutuhan di atas dapat terpenuhi dengan baik, maka diperlukan suatu kondisi lingkungan belajar sehingga kebutuhan fisik dan psikologis mahasiswa dapat terpenuhi.

Apakah ketika kebutuhan paling puncak telah terpenuhi maka seseorang dapat dikatakan bahagia? Dalam praktiknya di lapangan kita sering menemukan berbagai kasus yang belum dapat dijelaskan oleh teori kebutuhan ini. Fenomena yang beberapa tahun silam marak di negeri Korea yaitu artis yang bunuh diri, mungkin kasus ini tidak hanya terjadi di Korea tetapi di belahan bumi lainnya. Padahal kalau kita amati seorang artis telah sampai pada tahap aktualisasi diri mereka dengan menyalurkan hobi mereka dengan bernyanyi atau bermain film. Mereka juga memiliki rumah yang mewah, wajah yang indah (bahkan terkadang harus sampai dilakukan operasi plastik) artinya kebutuhan akan rasa percaya diri telah terpenuhi, penggemar yang banyak dan terus memberikan pujian di seluruh dunia, uang yang banyak, rasa aman. Namun, ternyata itu semua tidak cukup untuk membuat mereka bahagia.

Bandingkan dengan kondisi di Indonesia. Indonesia telah dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki devisa yang rendah dan banyak terdapat pemukimam kumuh, tindak kriminalitas yang tinggi, kemacetan, banjir, dan berbagai fenomena yang ada. Secara nyata pada suatu pemukiman kumuh mereka masih jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan fisiologisnya: rumah yang tidak layak huni, kelaparan, upah jauh di bawah UMR, ketakutan akan digusur setiap saat. Namun, kita melihat di sela-sela pemukimam kumuh itu masih bisa kita lihat anak-anak yang tertawa dengan riang meskipun terkadang mereka harus bekerja keras. Hiburan rakyat seperti orkes dangdut, layar tancap, menjadi pengajar ngaji anak-anak atau perlombaan 17 Agustus seakan menjadi suatu hiburan tersendiri sehingga mereka dapat merasa bahagia. Bahkan dalam suatu survey menyebutkan bahwa warga Indonesia memiliki tingkat kebahagian tertinggi di dunia [3].

Teori Kebutuhan dan Dunia Kerja
Bekerja pada dasarnya merupakan cara yang ditempuh untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia terkait kebutuhan fisiologis Maslow sehingga kebutuhan keluarganya dapat terpenuhi. Degan bekerja seseorang akan medapatkan uang yang digunakan untuk melengkapi kebutuhan hidup sehari-harinya. Ketika uang yang diterimanya lancar maka orang tersebut baru dapat berupaya untuk memenuhi kebutuhan lainnya. Kebutuhan rasa aman akan terpenuhi dengan bekerja secara halal dan tidak melanggar peraturan yang ada. Jika tidak perasaan bersalah akan terus menghantuinya setiap saat. Ketika seseorang telah merasa nyaman karena kebutuhan gaji bulanannya terpenuhi dan lingkungan tempat kerjanya yang baik, maka ia mencintai pekerjaannya itu. Sampai tahap ini menjadi langkah awal bagi seseorang untuk mulai loyal terhadap bidang pekerjaan dan perusahaan tempat ia bekera. Maka tahapan selanjutnya mulai timbul rasa bangga akan pekerjaan yang dijalaninya sehingga ia tidak akan malu ketika orang lain bertanya tentang dimana ia tinggal. Tahapan yang paling tinggi adalah ketika ia mampu memberikan terobosan baru terhadap pekerjaan yang ia tekuni sehingga kebutuhan akan aktualisasi diri akan terpenuhi sehingga kemampuannya akan diakui oleh orang disekitarnya. Ketika tahapan ini berjalan dengan baik maka karier yang ia miliki pada pekerjaannya akan berjalan dengan baik dan jabatan akan dengan mudah ia raih.

Namun berdasarkan penjelasan sebelumnya dapat diketahui bahwa ini sifatnya adalah tidak mutlak. Tidak semua direktur nyaman dengan kehidupannya dan sebaliknya tidak semua cleaning service merasa menderita dengan kehidupannya. Ada faktor penting lainnya yang ternyata memberikan peran yang cukup signifikan sebagai kebutuhan dasar bagi seseorang: Kebutuhan Spiritual [4]. Kebutuhan ini dapat menjadi dasar bagi kebutuhan yang lainnya. Ketika kebutuhan ini terpenuhi maka dapat menambal kebutuhan dasar lainnya. Kebahagian menjadi suatu keniscayaan untuk dicapai. Seseorang mampu bertahan dalam situasi sesulit apapun dan bersyukur ketika memiliki kesempatan untuk mengaktualisasikan diri. Dan hal ini menjadi salah satu kunci penting untuk dapat berhasil di dunia kerja nantinya, apapun jabatan yang dimiliki.

-Selesai-

Referensi


[1] J. K. Williams, "Maslow’s Hierarchy of Needs and Alderfer’s ERG Theory," 2003.
[2] H. A. Maslow, "A Theory of Human Motivation," Psychological Review, no. 50, pp. 370-396, 1943.
[3] A. Putri, "Survey: Warga Indonesia Paling Bahagia di Dunia," 13 February 2012. [Online]. Available: http://www.tempo.co/read/news/2012/02/13/121383624/Survei-Warga-Indonesia-Paling-Bahagia-di-Dunia. [Accessed 11 May 2012].
[4] G. Prayoga, "Menggugat Teori Kebutuhan Maslow," [Online]. Available: http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2012/04/06/menggugat-teori-kebutuhan-maslow/. [Accessed 11 May 2012].
[5] D. T. Kenrick, V. Griskevicius, S. L. Neuberg and M. Schaller, "Renovating the Pyramid of Needs : Contemporary Extensions Built Upon Ancient Foundations," Perspectives on Psychological Science, no. 5, p. 292, 2010.